Sistem Informasi Manajemen Perlindungan Pertanian

MENU

Pengendalian OPT Penggerek Buah Kakao/PBK (Conopomorpha cramerella) pada Tanaman Kakao

Pengendalian OPT Penggerek Buah Kakao/PBK (Conopomorpha cramerella) pada Tanaman Kakao

Gejala 

  • Buah terserang menunjukkan gejala masak awal dengan warna tidak merata, yaitu belang kuning hijau, jika buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak Pada permukaan kulit buah terdapat lubang gerekan kecil dan jika buah dibelah akan tampak bekas gerekan larva.
  • Imago betina meletakkan telur pada buah muda yang berukuran panjang 8-15 Telur diletakkan pada alur kulit buah.
  • Larva yang masuk ke dalam buah kakao akan memakan bagian plasenta sehingga menyebabkan biji tidak terbentuk
  • Biji-biji kakao berukuran kecil, tidak bernas, berwarna kehitaman, dan saling melekat satu dengan lainnya (lengket).

Cara Pengendalian :

  1. Melakukan pangkas pemeliharaan secara berkala 3-4 kali dalam setahun untuk mengurangi kelembaban dan meningkatkan masuknya cahaya matahari ke lahan pertanaman.
  2. Melakukan pemupukan berimbang (N, P dan K dengan dosis sesuai anjuran) atau pupuk organik yang ditaburkan di sekeliling tanaman ± 50 cm dari tanaman.
  3. Melakukan panen sering dengan interval 4-7 hari sekali yang diikuti dengan sanitasi. Buah yang dipanen dibawa ke tempat penampungan hasil dan buah segera dibelah dan diambil bijinya.
  4. Melakukan sanitasi kebun : Mengambil semua buah yang terserang PBK dari pohon, Mengambil semua sisa sisa buah yang jatuh/tercecer dari kebunMengambil semua sisa sisa buah yang jatuh/tercecer dari kebun, Mengumpulkan serasah daun yang berada di bawah pohon, Memasukan buah dan serasah yang dikumpulkan tersebut ke dalam lubang, dan ditutup dengan tanah;
  5. Melakukan penyarungan buah dengan kantong plastik pada buah muda berukuran 8-15 cm. Dasar kantong plastik dibiarkan terbuka sebagai ventilasi untuk mengatur kelembaban buah yang disarungi;
  6. Memanfaatkan semut hitam sebagai musuh alami imago PBK. Untuk meningkatkan populasi semut hitam perlu dibuat sarang dari lipatan daun kelapa atau daun kakao, dan digantungkan di cabang;
  7. Aplikasi MS APH dengan cara infus akar untuk meningkatkan vigor tanaman;
  8. Melakukan peremajaan atau rehabilitasi kebun yang sudah rusak dengan menanam atau sambung samping dengan klon kakao yang toleran PBK dengan ciri kulit buah tanpa/sedikit alur, mengkilap, licin dan keras;
  9. Penggunaan insektidida sebagai alternative terakhir dan dalam kondisi eksplosi, serta dilakukan secara bijaksana. Insektisida yang digunakan merupakan golongan piretroid sintetik yang sudah mendapat izin Menteri Pertanian, antara lain berbahan aktif sihalotrin, sipermetrin, klorpirifos, fipronil dan betasiflutrin.